Thailand Perbolehkan Restoran Gunakan Ganja Sebagai Pelengkap Bahan Makanan
Dunia SABTU, 16 JANUARI 2021 , 22:55:00 WIB | LAPORAN: HENDRATI HAPSARI
RMOLJateng. Sebuah restoran di Thailand melakukan terobosan baru demi menarik pelanggannya.
Terobosan baru ini juga diharapkan bisa menarik para pelancong asing untuk mampir dan mencicipi menu masakan mereka, dilansir dari Kantor Berita RMOL.
Restoran itu memiliki menu ‘roti cekikikan’ dan ‘salad menari dengan gembira’. Nama yang unik, karena bagi yang mencicipi menu itu, menurut pengelola restoran, akan merasakan sensasi yang menyenangkan. Terang saja, karena menu dibuat dari bahan dasar campuran daun ganja.
Restoran di Rumah Sakit Chao Phya Abhaibhubejhr di Prachin Buri mulai menyajikan makanan bercampur daun ganja itu pada bulan ini, setelah Thailand mencabut daftar ganja sebagai narkotika, memungkinkan perusahaan resmi negara untuk membudidayakan tanaman tersebut.
"Daun ganja, jika dimasukkan ke dalam makanan atau bahkan dikonsumsi dalam jumlah kecil, akan membantu pasien pulih lebih cepat dari penyakitnya," kata Pakakrong Kwankao, pemimpin proyek di rumah sakit tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (16/1).
"Daun ganja dapat meningkatkan nafsu makan dan membuat orang tidur dengan nyenyak dalam suasana hati yang baik," lanjutnya.
Rumah sakit ini dikenal sebagai pelopor di Thailand untuk mempelajari ganja dan kemampuannya untuk menghilangkan rasa sakit dan kelelahan.
Thailand pada 2017 menjadi negara Asia Tenggara pertama yang melegalkan ganja untuk penggunaan medis dan sejak itu membuka banyak klinik medis mariyuana.
Menu lain yang ditawarkan restoran ini adalah 'sup babi yang bahagia', 'roti goreng dengan daging babi dan daun mariyuana', serta 'salad daun ganja renyah' yang disajikan dengan daging babi giling dan sayuran cincang.
Wakil Menteri Pendidikan Thailand Kanokwan Vilawan mengatakan langkah selanjutnya adalah menawarkan masakan Thailand yang terkenal untuk menjangkau khalayak internasional.
"Kami berencana menambahkan lebih banyak (ganja) ke masakan Thailand yang sudah terkenal, seperti sup kari hijau, untuk lebih mendongkrak popularitas hidangan ini," kata Kanokwan.
Beberapa negara menggolongkan tumbuhan ganja sebagai narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan.
Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu. Ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berpikir kreatif.
Itu semua tergantung kadar tetrahidrokanabinol yang terkandung dalam ganja. Semakin tinggi kadar tetrahidrokanabinol di dalam ganja, maka semakin besar perubahan otak yang terjadi dan risiko kecanduan pun semakin meningkat. [hen]
Komentar Pembaca
Jerman Salip AS, Nomor 1 Negara Paling Berpengar ...
KAMIS, 25 FEBRUARI 2021
Facebook Blokir Akun Terkait Junta Militer Myanm ...
KAMIS, 25 FEBRUARI 2021
Mobil Listrik Buatan China Laris, Harga Lebih Mu ...
KAMIS, 25 FEBRUARI 2021
Kementerian Kesehatan Israel Larang Penjualanan ...
KAMIS, 25 FEBRUARI 2021
Rencana Intelijen AS Ungkap Kejahatan Putra Mahk ...
KAMIS, 25 FEBRUARI 2021
Donald Trump Berupaya Kembali ke Media Sosial
KAMIS, 25 FEBRUARI 2021