Meriahkan HUT RI ke-75, Seniman Bikin Tari Sebagai Pesan Persatuan
Nusantara SENIN, 17 AGUSTUS 2020 , 21:14:00 WIB | LAPORAN: PRABOWO
RMOLJateng. Memperingati Kemerdekaan HUT Republik Indonesia ke-75, Seniman kenamaan asal Semarang, Yoyok Bambang Priyambodo, menyajikan karya dalam pertunjukkan daring.
Karya yang dia beri judul 'Enduring The Freedom' ini merupakan sajian sekaligus pesan agar masyarakat tetap mempertahankan persatuan dan kesatuan.
"Sebagai seorang pelaku kesenian, saya merasa perlu untuk mengisi kemerdekaan dengan karya. Agar semangat nasionalis yang telah dikobarkan sejak dulu tetap menyala bagi saya," kata Yoyok, Senin (17/8) malam.
Yoyok menerangkan karya garapannya tersebut menceritakan mengenai perasaan manusia yang dialami selama penjajahan.
Hal tersebut dia gambarkan melalui simbol sangkar jeruji besi. Sementara topeng dan cambuk menjadi gambaran penjajah dan paksaan serta siksaan yang diderita pribumi.
"Keduanya membelenggu dan mencengkam. Sumber daya dan kemampuan dengan segala potensi tidak bisa berbuat apa-apa," terang dia.
Kemudian, mulai manusia mulai mengobarkan semangat untuk bangkit dan keluar dari sangkar. Namun, hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan upaya gotong royong.
"Saya simbolkan dengan lidi yang disatukan menjadi segenggam sapu lidi. Namun, diperlukan gotong-royong, sikap saling menghargai, hidup mandiri yang sejahtera dan tentram. Semua itu hanya bisa diawali dari diri sendiri. Jadilah diri kita sendiri sebagai Bangsa Indonesia," paparnya.
Setelahnya, wujud kemerdekaan digambarkan dengan bendera Sang Saka Merah Putih. Dia menilai nilai-nilai kepahlawanan, patriotisme, nasionalisme terkandung di dalamnya.
"Sejak majapahit, Kediri, dan sisingamangaraja IX sudah menggunakan Sang Dwiwarna panji merah putih," kata Yoyok.
Yoyok mengungkap selama menyajikan pertunjukkan, dirinya dibantu oleh penari Dr. S Pamardi S.Kar., M.Hum, Dwi Yuworo, Sangghita Anjali, Mahendra, dan segenap penari Sanggar Greget Semarang.
"Untuk komposisi Gending dan Tembang, kami dibantu oleh Sudarsono, Edi Suryono, dan Mahendra. Sebisa mungkin kami gunakan tembang dan gending tradisi agar ikatan kulturalnya tetap terjaga," tutup dia. [jie]
Komentar Pembaca
Sempat Terhenti, Hendi Kembali Jalankan Gerakkan ...
KAMIS, 15 APRIL 2021
Terlibat Bom Bunuh Diri, Satu Terduga Teroris Te ...
KAMIS, 15 APRIL 2021
MPR : Antisipasi Pergerakan Masyarakat Jelang Le ...
KAMIS, 15 APRIL 2021
Kapolda Jateng Perintahkan Jajaran Putar Balik K ...
KAMIS, 15 APRIL 2021
Pemkot Semarang Lanjutkan Pembangunan Jalan Sriw ...
RABU, 14 APRIL 2021
Peluang Di Era Digital Harus Direspons Dengan Ar ...
RABU, 14 APRIL 2021