Presiden Jokowi : Daerah Tak Paksakan Adaptasi Kebiasaan Baru
Nusantara SELASA, 30 JUNI 2020 , 18:20:00 WIB | LAPORAN: PRAYITNO
RMOLJateng. Presiden Joko Widodo meminta agar pemerintah daerah tidak memaksakan penerapan adaptasi kebiasaan baru tanpa melalui tahapan-tahapan yang benar.
Presiden juga meminta agar dalam membuat kebijakan, data-data sains dan saran-saran dari para ilmuwan dipakai sebagai salah satu pertimbangan agar kebijakan tersebut tepat sasaran.
Presiden Joko Widodo menyampaikan hal tersebut terkait penanganan Covid-19 saat rapat koordinasi virtual dengan Bupati/wali kota se-Jateng, Selasa (30/6).
Dalam rapat tersebut Presiden Jokowi dan Gubernur Ganjar Pranowo berada di Posko Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Jawa Tengah, Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kompleks Kantor Gubernur Jawa Tengah, sementara Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi bersama Tim Gugus Tugas mengikuti dari Ruang Rapat Bupati Purbalingga.
"Jangan sampai kita berani membuka masuk ke new normal, tetapi keadaan datanya masih belum memungkinkan. Jangan dipaksa. Sehingga tahapan-tahapan harus betul-betul disiapkan,” tegas Presiden.
Sejumlah tahapan yang harus disiapkan tersebut antara lain pertama penyiapan prakondisi. Setelah prakondisi dilakukan, maka yang perlu diperhatikan adalah waktu penerapan dengan mempertimbangkan data-data sains seperti indikator angka penambahan kasus atau Rt dan R0.
Timing-nya harus tepat. Jangan sampai Rt-nya masih tinggi di atas 1, R0-nya masih tinggi, kita sudah berani buka. Hati-hati, jangan membuat kebijakan tanpa sebuah data sains yang jelas,” imbuhnya.
Selain itu, daerah juga perlu menentukan sektor mana yang akan diprioritaskan untuk dibuka sehingga tidak semua sektor dibuka secara bersamaan. Kepala Negara juga mengimbau agar proses tersebut tidak dilakukan secara tergesa-gesa.
Tidak langsung dibuka semuanya. Apakah sektor industrinya sudah memungkinkan, silakan. Apakah sektor pariwisatanya sudah memungkinkan, silakan. Tetapi juga mungkin masih dibatasi, kalau kapasitas biasanya 1.000 ya 500 dulu. Tidak usah tergesa-gesa karena yang kita hadapi ini dua, kesehatan dan ekonomi yang semuanya harus berjalan dengan baik,” paparnya.
Langkah terakhir adalah monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara rutin, apakah setiap hari, setiap minggu, atau setiap dua minggu. Presiden juga meminta kepala daerah agar berani mengambil keputusan jika kondisi di lapangan berubah.
Kalau prioritas sudah ditentukan, kita jangan lupa untuk setiap hari, setiap minggu, setiap dua minggu terus dievaluasi, dimonitor dan dievaluasi. Kalau memang keadaannya naik, ya tutup lagi. Harus berani memutuskan seperti itu. Tidak bisa lagi kita, sekali lagi, memutuskan sebuah kebijakan tanpa dilihat yang namanya data sains dan masukan dari para pakar,” tandasnya. [jie]
Komentar Pembaca
Lima Kapolsek Jajaran Polrestabes Diserahterimak ...
KAMIS, 21 JANUARI 2021
KRI dr Soeharso Rawat Korban Gempa Sulbar
SELASA, 19 JANUARI 2021
Bandara Soetta Ubah Sistem Validasi Digital Sura ...
SELASA, 19 JANUARI 2021
Sedimentasi Parah, Sungai Plumbon Harus Segera D ...
SELASA, 19 JANUARI 2021
Pembangunan Jalan Tol Bawen-Jogja, Jasa Marga : ...
SELASA, 19 JANUARI 2021
Pemasangan Patok Trase Jalan Tol Yogyakarta-Bawe ...
SELASA, 19 JANUARI 2021